Lambang Blog

Kamis, 05 September 2013

Management Tim dan MPKP


Metode Penugasan Tim
            1.Pengertian
            Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992).
 Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu ( Nursalam, 2007)
            Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif (Douglas, 1992)
            Metode tim yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse). Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien. (Sumijatun, 2008)

            2.Stuktur



 

 

           
3. Pembagian Tugas
a.       Tanggung jawab Kepala Ruang
Ø  Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Ø  Mengorganisir pembagian tim dan pasien
Ø  Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan.
Ø  Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
Ø  Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode/model tim dalam pemberian asuhan keperawatan.
Ø  Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
Ø  Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di ruangannya,
Ø  Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya,
Ø  Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian menindak lanjutinya,
Ø  Memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.

b.      Tanggung jawab ketua tim :    
Ø  Mengatur jadual dinas timnya yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan,
Ø  Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
Ø  Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota timnya,
Ø  Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medik.
Ø  Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan melalui konferens.
Ø  Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta mendokumentasikannya.
Ø  Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,
Ø  Menyelenggarakan konferensi
Ø  Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
Ø  Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab timnya,
Ø  Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan,

c.       Tanggung jawab anggota tim
Ø  Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan.
Ø  Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan berdasarkan respon klien.
Ø  Berpartisipasi dalam setiap memberiikan masukan untuk meningkatkan asuhan keperawatan
Ø  Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.
Ø  Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.
Ø  Memberikan laporan .

4.Keuntugan dan Kerugian
       Kelebihan metode tim :                            
Ø  Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
Ø  Pasien dilayani secara komfrehesif
Ø  Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
Ø  Tercipta kerja sama yang baik .
Ø  Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
Ø  Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
Kekurangan metode tim:
Ø  Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi                    tanggung jawabnya.
Ø  Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim                         ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran
tugas terhambat.
Ø  Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.  
Ø  Akuntabilitas dalam tim kabur.







MPKP
Metode Praktik Peperawatan Professional
A.    Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna sitorus & Yulia, 2006).
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).

B.      Komponen MPKP
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai – nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
a.    Nilai – nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai professional.
b.    Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.
c.    Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d.   Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.
e.    Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.

C.    Tujuan MPKP
a.    Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b.    Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c.    Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d.   Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e.    Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

D.     Pilar – Pilar MPKP
                 Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah :
a.    Pilar I : Pendekatan manajemen keperawatan
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :
ü  Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan)
ü  Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.
ü  Pengarahan dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik
ü  Pengawasan
ü  Pengendalian.
b.    Pilar II: Sistem penghargaan
          Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
c.    Pilar III: Hubungan professional
          Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
d.   Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan
          Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.