Metode Penugasan Tim
1.Pengertian
Metode pemberian
asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional memimpin sekelompok
tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif & kolaboratif
(Douglas, 1992).
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana
terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.Metode ini
menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2
– 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu
dalam satu grup kecil yang saling membantu ( Nursalam, 2007)
Metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional
memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif (Douglas, 1992)
Metode tim yaitu
pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok
klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya (registered nurse). Pembagian tugas di
dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ketua grup. Selain itu ketua
grup bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan
menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota
tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan Selanjutnya ketua
grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan
keperawatan terhadap klien. (Sumijatun, 2008)
2.Stuktur
3. Pembagian Tugas
a. Tanggung jawab Kepala Ruang
Ø
Menetapkan standar kinerja yang diharapkan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
Ø
Mengorganisir pembagian tim dan pasien
Ø
Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan
kepemimpinan.
Ø
Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
Ø
Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru
tentang metode/model tim dalam pemberian asuhan keperawatan.
Ø
Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang
ada di ruangannya,
Ø
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan
yang ada di ruangannya,
Ø
Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim
kesehatan yang lainnya,
Ø
Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan
di ruangannya, kemudian menindak lanjutinya,
Ø
Memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan
melalui riset keperawatan. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan
semua staf.
b. Tanggung jawab ketua tim :
Ø
Mengatur jadual dinas timnya yang
dikoordinasikan dengan kepala ruangan,
Ø
Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan
kewenangannya yang didelegasikan oleh kepala ruangan.
Ø
Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota timnya,
Ø
Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan
tindakan medik.
Ø
Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan
memberikan bimbingan melalui konferens.
Ø
Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses
ataupun hasil yang diharapkan serta mendokumentasikannya.
Ø
Memberi pengarahan pada perawat pelaksana
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,
Ø
Menyelenggarakan konferensi
Ø
Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan,
Ø
Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi
tanggungjawab timnya,
Ø
Melakukan perbaikan pemberian asuhan
keperawatan,
c. Tanggung jawab anggota tim
Ø
Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan
keperawatan.
Ø
Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan
keperawatan yang telah diberikan berdasarkan respon klien.
Ø
Berpartisipasi dalam setiap memberiikan masukan
untuk meningkatkan asuhan keperawatan
Ø
Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim.
Ø
Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada
ketua tim.
Ø
Memberikan laporan .
4.Keuntugan dan Kerugian
Kelebihan metode tim :
Ø Saling memberi pengalaman
antar sesama tim.
Ø Pasien dilayani secara
komfrehesif
Ø Terciptanya kaderisasi
kepemimpinan
Ø Tercipta kerja sama yang
baik .
Ø Memberi kepuasan anggota
tim dalam hubungan interpersonal
Ø Memungkinkan menyatukan
anggota tim yang berbeda-beda dengan
aman dan efektif.
Kekurangan metode tim:
Ø Tim yang satu tidak
mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.
Ø Rapat tim memerlukan waktu
sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi
dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelanncaran
tugas terhambat.
Ø Perawat yang belum
terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim
yang mampu atau ketua tim.
Ø Akuntabilitas dalam tim kabur.
MPKP
Metode Praktik Peperawatan Professional
A.
Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan
profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai
profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna
sitorus & Yulia, 2006).
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu
sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
B.
Komponen
MPKP
Berdasarkan MPKP yang sudah
dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan
bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai – nilai professional yang merupakan
inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan serta
sistem kompensasi dan penghargaan.
a. Nilai – nilai professional
Pada model ini PP dan PA
membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan
asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP mempunyai otonomi
dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk
tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab
membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai
professional.
b. Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional
dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui perkembangan kondisi klien sejak
awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada
profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat akan
membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan
keperawatan yang digunakan adalah modifikasi keperawatan primer sehingga
keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan
klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan
manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa
PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang
manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus dibekali dengan
kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang
efektif dan pemimpin yang efektif.
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas
kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai
asuhan yang profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada
perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan
berdasarkan prosedur.
C.
Tujuan MPKP
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh
tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.
D.
Pilar –
Pilar MPKP
Dalam
model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya
adalah :
a. Pilar I : Pendekatan manajemen keperawatan
Dalam model praktik
keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik perawatan
professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari
:
ü Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang
dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan
rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan)
ü Pengorganisasian dengan menyusun stuktur
organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.
ü Pengarahan dalam pengarahan terdapat kegiatan
delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi
efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik
ü Pengawasan
ü Pengendalian.
b. Pilar II: Sistem penghargaan
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik
keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja
orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
c. Pilar III: Hubungan professional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawatan
(tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada
pelaksanaan nya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang
terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan
professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
d. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah
pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP
tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan
keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.