Lambang Blog

Senin, 21 Maret 2011

Askep TOF


KONSEP DASAR
A.DEFINISI
Tetralogi Of Fallot (TOF) adalah cacat jantung bawah yang secara klinis dipahami untuk melibatkan 4 ab normalitas / cacat jantung yang paling umum Cyanotis, dan penyebab paling umum dari bayi biru.(Niels stensen 1672, Edward Sandifort 1773, Etienne-Lounis Arthur Fallot 1888 )
Tetralogi Of Fallot adalah gabungan dari ; Defek septum ventrikel(lubang diantara ventrikel kiri dan kanan),stenosis katup pulmuner(penyempitan pada katup pulmonalis),transposisi aorta,hipertensi vertrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan).Adanya hambatan aliran darah dari ventrikel kanan ke paru-paru.(kelainan bawaan Tetralogi Fallot Mecliacastore)
B.ETIOLOGI
Faktor prenatal yang berhubungan dengan resiko terjadinya (TOF) adalah:
·         Selama hamil,ibu menderita rubella atau infeksi virus
·         Ibu yang alkoholik
·         Gizi buruk selama hamil
·         Usia ibu yang diatas 40 tahun
·         Ibu menderita diabetes
TOF sering ditemukan pada anak-anak yang menderita Sindrom Adown,karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung O2 keseluruh tubuh sehingga terjadi sianosis/kulit berwarna ungu kebiruan dan sesak napas. TOF terjadi pada laki-laki dari pada perempuan. Dilihat dari malalignment anterior sputum aorticopulmonary,menghasilkan kombinasi klinis dari VSD,stenosis pulmonal,&aorta utama. Hipertropi ventrikel kanan,hasil dari kombinasi yang menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dari ventrikel kanan.
Faktor –faktor penyebab penyakit jantung antara lain :
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
b Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan



2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c. Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan,oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
C. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru

5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
D.PATOFISIOLOGI




 



E.Manifestasi klinis
Pada sebagian pasien sianosis baru tampak setelah bayi berusia beberapa minggu  bahkan beberapa bulan pasca lahir. Pada bayi terutama usia 2-6 bulan dapat terjadi serangan sianotik ( Sianotic Spells ) akibat terjadinya iskemia serebral. Pasien tampak biru, pucat, dengan pernafasan kusmaul. Bila tidak segera di tolong dapat terjadi penurunan kesadaran, kejang bahkan meninggal.
Pada anak besar terdapat gejala squatting ( jongkok ) setelah pasien beraktifitas. Dalam posisi jongkok pasien merasa lebih nyaman. Bunyi jantung 1 normal, sedang bunyi jantung ke 2 biasanya tunggal ( yakni A2 ), terdengar bising ejeksi sistolik di daerah pulmonal.Bising ini adalah bising stenosis pulmonal, bukan bising defec septum ventrikel. darah dari ventrikel kanan melintas kearah ventrikel kiri ke aorta tidak mengalami turbulensi oleh karena tekanan sistolik antara ventrikel kanan dan kiri hamper sama.
F. .Komplikasi
1. Trombosis pulmonal
2. CVA trombosis
3. Abses otak
4. Anemia
5. Perdarahan relatif










ASKEP KEPERAWATAN
Contoh Kasus
“Anak A umur 6 bulan dirawat di RS.Pasien tampak biru, pucet dengan/nafas kusmaul (cepat &dalam, disebut juga air hangat lunger ).Terpasang oksigen.Pemeriksaan fisik yang didapatkan BB: 5,5 kg, RR: 36 x/menit.Pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrt (Ht), radiologist sinar X pada thoraks”.
A.      Analisa Data
No
Data
Etiologi
Symtom
1
DS : Sesak Nafas
DO:- RR : 36 x/menit
- BB : 5,5 kg
- Terpasang oksigen
- Peningkatan Hemoglobin dan Hematokrit
- Rontgen Torak
- Kelainan Kromosom
- Penyakit Bawaan Ibu : Diabetes Melitus, Hipertensi, Rubella

Sesak nafas

B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Penurunan kardiac output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung
2.      Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan










C.     Intervensi
NO dx
Tujuan /criteria hasil
Intervensi
Rasional
1




















2













3
Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat.
1) Tanda-tanda vital normal sesuai umur
2) Tidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis, gelisah/letargi , takikardi,mur-mur
3) Pasien komposmentis
4) Akral hangat
5) Pulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitas
6) Capilary refill time < 3 detik
7) Urin output 1-2 ml/kgBB/jam







Anak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
1) Tanda vital normal sesuai umur
2) Anak mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dijadwalkan
3) Anak mencapai peningkatan toleransi aktivitas sesuai umur
4) Fatiq dan kelemahan berkurang
5) Anak dapat tidur dengan lelap


Anak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan normal dan pertum)
1)  Anak menunjukkan penambahan BB sesuai dengan umur


2) Peningkatan toleransi makan.
3) Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan
4) Hasil lab tidak menunjukkan tanda malnutrisi. Albumin,Hb
5) Mual muntah tidak ada
6) Anemia tidak ada.
buhan normal




Mandiri
1) Monitor tanda vital,pulsasi perifer,kapilari refill dengan membandingkan pengukuran pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan
2) Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh
3) Observasi adanya serangan sianotik
4) Berikan posisi knee-chest pada anak
5) Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori : letargi,bingung dan disorientasi
6) Monitor intake dan output secara adekuat
7) Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat melakukan aktivitas
Kolaborasi
1) Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia
2 ) Kolaborasi pemberian oksigen
3 ) Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infuse

1) Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2) Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
3) Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
4) Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
5) Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas
6) Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak sesui dengan indikasi
7) Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak
Mandiri
1) Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.
2) Catat intake dan output secara akurat
3) Berikan makan sedikit tapi sering untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitas selama makan ( menggunakan terapi bermain)
4) Berikan perawatan mulut untuk meningktakan nafsu makan anak
5) Berikan posisi jongkok bila terjadi sianosis pada saat makan
6) gunakan dot yang lembut bagi bayi dan berikan waktu istirahat di sela makan dan sendawakan
7) gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress pernafasan yang dapat disebabkan karena tersedak
Kolaborasi
1) berikan formula yang mangandung kalori tinggi yang sesuaikan dengan kebutuhan
2) Batasi pemberian sodium jika memungkinkan
3) Bila ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaan laboratorium


 Daftar Pustaka

A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta, Fakultas kedokteran UI
Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta
Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC
Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia
Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI
Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig
Company,California








Tidak ada komentar:

Posting Komentar